Background
Siklus Hidup proyek
Setiap tahap dalam sebuah proyek memiliki karakteristik dalam hal pengembangan produk. Pengembangan produk biasanya dilakukan dengan menerapkan siklus hidup produk. Siklus hidup produk meliputi beberapa tahapan sebagai berikut :

1.      Riset dan Pengembangan (R&D)
Tahap penelitian pasar akan produk yang diinginkan oleh pasar, pembuatan produk, pembuatan model dan desain.
2.      Pengenalan ke Pasar
Tahap dimana mulai dilempar kepasar, melihat bagaimana tanggapan pasar akan produk baru yang dimunculkan.
3.      Tumbuh
            Tahap dimana mulai meningkatnya minat konsumen terhadap produk baru yang dimunculkan.
4.      Matang
            Tahap dimana jumlah penjualan sudah mencapai maksimal dan sulit untuk dinaikkan lagi.
5.      Penurunan
            Tahap dimana jumlah penjualan mengalami penurunan (deteorasi).
6.      Mati
Tahap terakhir dimana produk sudah tidak diminati lagi oleh konsumen dan tidak diproduksi lagi.

Dengan mengetahui tahapan diatas kita dapat memasarkan produk yang akan kita kembangkan secara maksimal dan efisien.

Setiap proyek biasanya akan melewati tahap-tahap yang mempunyai pola yang dinamakan siklus hidup proyek. Secara garis besar siklus hidup proyek dibagi menjadi :
1.      Tahap Konsepsi
·         Inisiasi proyek
Titik dimana suatu ide tentang proyek terlahir.
·         Analisis kelayakan proyek
Proses investigasi terhadap masalah dan mengembangkan solusi agar diketahui apakah penyelesaian masalah tersebut menguntungkan dalam segi ekonomi dan bermanfaat.
2.      Tahap Perencanaan
      Tahap perencanaan yang meliputi :
·         Jadwal
Kapan hasil proyek dapat diserahkan. Berdasarkan pada struktur pemecahan (work breakdown) dan meliputi tahapan proyek secara garis besar.
·         Anggaran
Penjelasan mengenai biaya yang akan dikeluarkan.
·         Sumber Daya
Perencanaan sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya.
·         Risiko
Menganalisa resiko yang akan muncul pada saat proyek akan dijalankan.
·         Staffing
Merencanakan sususan staff yang akan bertanggung jawab selama proyek dijalankan.
3.      Tahap Eksekusi
     Tahap dimana pengambilan keputusan lebih banyak dibandingkan campur tangan user. Tahapan ini meliputi:
·         Laporan Status
·         Perubahan
·         Kualitas
·         Forecasts
4.      Tahap Operasi
     Tahap dimana kontraktor dianggap telah selesai dan user mulai mengoperasikan proyek tersebut. Tahapan ini meliputi :
·         Training Kustomer
·         Transfer Dokumen
·         Penugasan kembali Staff
·         Lesson Learned

Organisasi Proyek

            Jika suatu perusahaan berhasil maka akan berkembang, menambah sumber daya dan orang, lalu mengembangkan struktur organisasinya. Beberapa dasar penyusunan struktur organisasi, yakni :

1.      Berdasarkan Produk
Pembagian organisasi produk menjadi beberapa divisi seperti General Motor, General Food dan General Electronic.
2.      Berdasarkan Lokasi
Pembagian organisasi berdasarkan regional seperti Jawa Timur, Asia dan lain-lain.
3.      Berdasarkan Proses
Pembagian organisasi berdasarkan pembuatan produk seperti departemen pengecoran, pengelasan dan finishing.
4.      Berdasarkan Pelanggan
Pembagian divisi produk berdasarkan pelayanan terhadap konsumen seperti untuk dewasa dan anak-anak.
5.      Berdasarkan Fungsi
Pembagian organisasi berdasarkan fungsi-fungsi.

Dari segi fungsional organisasi proyek memiliki kelebihan sebagai berikut :
  • Adanya fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan staff/karyawan.
  • Orang-orang dengan keahlian tertentu dapat ditugaskan di beberapa proyek yang berbeda.
  • Orang-orang dengan keahlian yang berbeda dikelompokkan dalam satu group untuk berbagi pengalaman dalam pemecahan masalah.
  • Divisi fungsional yang bersangkutan bisa menjadi basis untuk kelangsungan teknologi ketika para personel keluar dari proyek atau organisasi induk.
  •  Divisi fungsional memiliki jalur-jalur untuk mereka yang memiliki keahlian tertentu sehingga proyek bisa menjadi ajang untuk menunjukkan prestasi dan bisa mempengaruhi perkembangan karir dalam organisasi.
Keterbatasan/kekurangan dari struktur organisasi proyek ini adalah :
  • Klien tidakmenjadi perhatian utama dari aktivitas didalam proyek.
  • Divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas khusus yang sesuai dengan fungsinya.
  • Tidak ada individu yang diberi tanggung jawab penuh dalam mengurus proyek.
  • Motivasi orang yang ditugaskan ke proyek cenderung lemah.
  • Penyusunan proyek seperti ini tidak akan memberikan pendekatan yang holistik terhadap proyek sehingga secara teknis proyek tidak akan dapat dikerjakan dengan baik tanpa totalitas.
Tim proyek
      Tim proyek adalah semua personil yang tergabung dalam organisasi pengelola proyek tersebut. Terbagi menjadi dua personil yaitu personil fungsional dari organisasi induk dan personil yang menjadi inti dari tim dimana setiap personil memiliki peran dan tanggung jawab atas kelangsungan dan kelancaran proyek yang sedang berjalan.




Pendahuluan
            Perkembangan bidang teknologi informasi pada era globalisasi melaju dengan pesat sehingga teknologi informasi menjadi aset yang paling berharga. Saat ini perusahaan swasta maupun instansi pemerintah sangat bergantung dengan teknologi informasi (TI) untuk mencapai tujuan bisnisnya.

            PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu BUMN yang memanfaatkan penggunaan teknologi informasi (TI) untuk menunjang kegiatan yang berkaitan dengan pengolahan data dan penyajian informasi. Semakin kompleksnya proses bisnis dan menuntut kecepatan serta akurasi dalam pengambilan keputusan, maka PT. Petrokimia Gresik membentuk departement yang menangani layanan yang berhubungan dengan TI yaitu Departement Teknologi Informasi (Tekinfo).

            Pengelolaan yang kurang baik pada teknologi informasi akan mengakibatkan kurang optimalnya proses bisnis yang bersifat kritis. Oleh karena itu, teknologi informasi harus dikelola dengan baik dengan mengacu pada standar tata kelola yang diakui internasional. Penerapan manajemen risiko akan mempermudah penilaian terhadap kerugian yang akan dihadapi perusahaan yang dapat mempengaruhi pengolahan data perusahaan dan sebagai salah satu dasar penilaian dalam menetapkan strategi dan fokus pengolahan data.

Metode Penelitian

A.    Identifikasi Resiko
Untuk menghindari resiko-resiko yang dapat terjadi, identifikasi pada data penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mencari resiko dan kerentanan yang terdapat pada pelaksanaan proses yang berdampak pada bisnis, sehingga dapat diketahui resiko yang terjadi dan dapat melakukan upaya untuk mengurangi terjadinya resiko. Langkah yang digunakan untuk mengidentifikasi resiko adalah sebagai berikut :
  • ·      Melakukan identifikasi ancaman (threat) terhadap sistem informasi sebagai aset instansi dan dampak bisnis terkait dengan ancaman tersebut.
  • ·   Melakukan identifikasi terhadap kelemahan (vulnerability) yang dapat memicu terjadinya ancaman (threat).


B.     Penilaian Resiko
Dengan melakukan penilaian resiko dapat diketahui letak dari kelemahan sistem. Pada tahap ini dilakukan penilaian resiko untuk mengetahui tingkat resiko dan dampak yang ditimbulkan akan berpengaruh besar terhadap pengolahan data Teknologi Informasi.

a.       Dampak
Analisa dampak merupakan langkah untuk menentukan tingkatan resiko yang memberi dampak pada sistem secara keseluruhan.

b.      Probabilitas
Probabilitas terkait penyebab resiko seperti kondisi dari unsur / komponen / obyek  dalam pelaksaan aktivitas. Probabilitas bahwa ancaman yang disebabkan oleh ancaman yang akan terjadi terhadap kerentanan.
C.     Mitigasi
Penanganan resiko yang akan diimplementasikan pada perusahaan dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya yang ada, sehingga penerapan teknik mitigasi resiko yang dapat berjalan secara efektif, efisien dan optimal.

Kesimpulan

            Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pada proses pengolahan data dihasilkan resiko-resiko yang sudah teridentifikasi. Resiko yang ada dalam proses pengelolaan keamanan sistem informasi sebagai berikut: kebakaran, virus, human error, hacking, kehilangan data yang tidak berhasil di back up dan restore, debugging dan reverse engineering. Sehingga diperoleh informasi berupa identifikasi ancaman yang berpotensial untuk menciptakan resiko bagi TI beserta dampak yang akan dihasilkan, dan mitigasi dengan menangani resiko.

Saran

            Saran yang dapat dipertimbangkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya adalah perlu adanya prosedur control keamanan tedokumentasi di Tekinfo Pt. Petrokimia Gresik yang dapat dijadikan acuan dalam mengangani setiap masalah yang terkait dengan pengolahan data, sehingga mempermudah dalam mencari solusi jika terlibat permasalahan kemanan, mempermudah pemantauan terhadap aktivitas pengelolaan data.

Daftar Pustaka

Aulia Febriyanti, Bekti Cahyo Hidayanto, S.Si., M.kom, 2012, Manajemen Resiko Pada Pengelolaan Data Di Bagian Pengolahan Data PT. Petrokimia Gresik, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Motor Listrik


Prinsip Kerja Motor Listrik :
  •  Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik.
  • Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang disebut sebagai elektro magnet.
  • Sebagaimana kita ketahui bahwa : kutub-kutub dari magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama, tarik-menarik.
  • Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada suatu kedudukan yang tetap.

Pengaplikasian Motor Listrik pada Eskalator

   Suatu bangunan yang besar dan tinggi, memerlukan sarana angkut/transportasi yang nyaman untuk aktifitas perpindahan orang dan barang secara vertikal.

   Sarana angkut vertikal yang bekerja secara mekanik elektrik adalah eskalator dan travolator yang merupakan alat transportasi antar lantai pada gedung bertingkat yang menggunakan tangga berjalan yang digerakkan oleh motor listrik.

   Dengan adanya alat tersebut maka para pengunjung tidak perlu mengeluarkan banyak energi untuk berjalan antar lantai. Kemudahan tesebut tentunya harus didukung oleh kinerja sistem yang baik untuk mendapatkan performa yang terbaik pula.



Komponen Pada Eskalator :


   Sebuah eskalator mempunyai lebih dari sepuluh komponen utama seperti truss, motor penggerak, sistem transmisi, tangga, track system, balustrade, decking, peralatan pengaman dan sistem kelistrikan seperti yang terlihat pada gambar (1). Berikut ini hanya akan dijelaskan tentang motor penggerak pada eskalator tersebut serta sistem start dari motor penggerak pada sebuah eskalator. Untuk letak dari motor listrik tersebut dapat dilihat dalam gambar (2) yaitu sistem transmisi dari eskalator.


   Pada Eskalator, jenis motor yang digunakan adalah motor induksi 3 fasa sedangkan untuk rangkaiannya memenggunakan rangkaian pembalikan arah putaran (maju mundur starting Star – Delta). Pada gambar motor induksi di atas, motor tersebut berkekuatan sebesar 11 kW.

Prinsip Kerja pada Eskalator

Pendaratan / Landing
   
   Floor plate rata dengan lantai akhir dan diberi engsel atau dapat dilepaskan untuk jalan ke ruang mesin yang berada di bawah floor plates. Comb plate adalah bagian antara floor plate yang statis dan anak tangga bergerak. Comb plate ini sedikit miring ke bawah agar geriginya tepat berada di antara celah-celah anak tangga-anak tangga. Tepi muka gerigi comb plate berada dibawah permukaan cleat. 

Landasan Penopan / Truss
   
   Landasan penopang adalah struktur mekanis yang menjembatani ruang antara pendaratan bawah dan atas. Landasan penopang pada dasarnya adalah kotak berongga yang terbuat dari bagian-bagian bersisi dua yang digabungkan bersama dengan menggunakan sambungan bersilang sepanjang bagian dasar dan tepat dibawah bagian ujungnya. Ujung-ujung truss tersandar pada penopang beton atau baja. 

Lintasan

   Sistem lintasan dibangun di dalam landasan penopang untuk mengantarkan rantai anak tangga, yang menarik anak tangga melalui loop tidak berujung. Terdapat dua lintasan: satu untuk bagian muka anak tangga (yang disebut lintasan roda anak tangga) dan satu untuk roda trailer anak tangga (disebut sebagai lintasan roda trailer). Perbedaan posisi dari lintasan-lintasan ini menyebabkan anak tangga-anak tangga muncul dari bawah comb plate untuk membentuk tangga dan menghilang kembali ke dalam landasan penopang.

Prinsip kerja Eskalator secara sederhana :


   Tangga (step) dan handrail digerakkan oleh sebuah motor listrik seperti yang terlihat pada sistem transmisi eskalator dalam gambar diatas. Mekanisme berputarnya 2 menggunakan batang utama (shaft) 4 yang digerakkan oleh driving equipment 13 melalui rantai penggerak 1. Sproket penggerak handrail dan tangga menggunakan rantai yang terpasang secara terpisah. Ukuran dari tiap roda rantai dan jumlah giginya dirancang sesuai dengan keperluan pergerakan eskalator. Semua rantai mudah untuk dirakit dan dibongkar serta dijamin kuat.